Ganti saja Pancasila
Nyatanya faktanya sila Indonesia tak lagi lima
Tertinggal dua atau satu sila saja
Bisa jadi hanya sila kesatu, meski tidak Esa
Nyatanya: seakan Tuhan menyuruh membunuh umat Tuhan yang lain?
Nyatanya: seakan Tuhan memaksa umat seagama mengusir sesamanya
Nyatanya:
Orang-orang tak berpunya, ratusan juta butuh angkutan murah,
tak jua tersedia kendaraan angkut massif
Bagaimana angkut sayuran, palawija atau dagangan bila tak ada yang mengakut?
Jangan tanya Presiden yang dipilih olehmu, jangan tanya menteri yang ditunjuk olehnya
Karena mereka tidak bodoh, tidak berani dan sedikit pengecut
dan mereka bukan karibnya Chavez, takut berdekatan dengan Castro
Ganti saja Pancasila
Apa arti Persatuan Indonesia
Nyatanya: perbedaan budaya dan adat adalah pemisahan teritorial
Nyatanya: atas nama otonomi, otoritas, dan kelola
Pemekaran kabupaten, provinsi; memakan dana merenggangkan saudara
Ganti saja Pancaila
Apa arti Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksaan dalam Permusyarawaratan Perwakilan
Nyatanya: bukan hikmat apalagi bijaksana, segala kebijakan dicipta
Nyatanya: lobi, takar-timbang kepentingan segelintir,
uang dan kekuasaan jadi pemimpin,
pastinya bukan musyawarah
Ganti saja Pancasila
Apa ada Kemanusiaan yang adil dan beradab di sini
Nyata dan fakta:
Setiap bulan saudaraku terusir dari rumah tinggalnya
Bukan oleh penjajah Belanda, Jepang, tapi oleh Satpol PP, bangsa sendiri,
sama warna kulitnya, sama-sama makan nasi
Ganti saja Pancasila
Biar anak-anak, remaja dan orang dewasa tahu,
Indonesia adalah Negara Kapitalis berTuhan, berzakat tiap tahun, berkorupsi tiap bulan
Ganti saja Pancasila
Biar anak-anak, remaja dan semua orang dewasa paham,
Pancasila sudah diubah oleh mentri-mentri, anggota-anggota DPR
menjadi berdasar Pasar, berdasar investasi, berdasar pengusaha
tak peduli Rakyat
Ganti saja Pancasila
Biar anak-anak, remaja dan orang dewasa mudah serap, belajar ideologi baru,
banyak contoh banyak aplikasi:
Marsinah dibunuh, Munir dibunuh, rakyat ditindas rumah tergusur, pasar tradisional mati,
mal-mal dibangun, warung-warung tidak laku, indomaret-alfamaret merangsak merajalela
Itulah dasar negara Indonesia baru, dasar negara Kapitalis-birokrat, berbalut otoriter nan santun
percaya pada Tuhan, menTuhankan uang
Ganti saja Pancasila
Bhineka Tunggal Ika, hampir hilang makna
Soeharto sukses manunggal keseragaman
kini DPR dan pemerintah siap lahirkan
Undang-undang berpihak ‘kesucian’ dan ‘kepedulian’
yang belum tentu Indonesia, belum tentu Nusantara
Ya, silahkan Ganti saja Pancasila dengan Panca-pancaan baru, dasar negara baru, sila: berlambang Garuda dengan lima simbol Dollar, Huruf Arab, Mobil Mercedes, dan Sekolah Swasta
Permasalahan terorisme dan membunuh sesama manusia demi mengagungkan SARA tidak mengenal jaman sejak Fira'un, ottoman, nero, nazi sampai jaman sadam hussein. hal itu sudah menjadi naluri manusia semakin ia memiliki sesuatu semakin rakuslah ia, saya ambil contoh semakin seseorang kuat meyakini sesuatu ia semakin yakin keyakinannyalah yang paling benar, semakin ia pintar semakin ia yakin orang di sekelilingnya bodoh, semakin ia kaya semakin tamak dan rakus akan harta, walaupun kasus ini tidak terjadi pada setiap orang. Kita liat kondisi dunia saat ini Amerika merasa dialah negara super power dan lainnya adalah kecil bagi dia, tetapi krisis financial menyeret ekonominya ikut hancur, tanpa perlu di bomb atau berperang. ini menjadi PR buat kita bahwa keberhasilan kita selalu di tunjang oleh ide sesama kita, apa yang membuat seorang menjadi direktur hebat, adalah semua staff yang bekerja pada dirinya, apa yang membuat seorang doktor dikatakan hebat, pasti guru SDnya termasuk salah satu di antaranya, karena tidak mungkin ia menjadi doktor tanpa bersekolah di SD dulu. PANCASILA adalah sumbangsih dari founding father kita dalam membangun republik ini, sebagai pengejawantahan beragamnya budaya dan suku di INDONESIA tetapi secara sadar dan tidak sadar justru kita semua yang menghancurkan semangat persatuan itu kita membawa diri kita ke dalam ikatan yang homogen tidak lagi heterogen. orang kristen bergaul dengan orang kristen, orang china suka nikah dengan orang china, orang bugis senang bergaul dengan sukunya sendiri, Pada saat pesta kita lebih senang pesta dengan berdansa sudah pudarya ciri khas budaya kita masing-masing sehingga tidak membuat kita saling memuji dan saling mengagumi. Orang NTT mana yang suka wayang ? tetapi kita berharap tarian daerah kita di kenal sampai ke tanah jawa. Jadi kalau mau menjaga pancasila harus mulai dari diri kita agar kita tau apa itu perbedaan. Maaf tulisan beta ini hanya menambahkan ya. saya suka tulisan anda tetapi maafkan tiulisan saya yang kurang berbobot ini
BalasHapus