Selasa, 25 November 2008

ganti saja pancasila by umi lasmina (www.puisiumipoet.wordpress.com)

Dengan sejuta maaf dan sembah takjim pada Pendiri Bangsa tercinta 1945 aku berkata:

Ganti saja Pancasila

Nyatanya faktanya sila Indonesia tak lagi lima

Tertinggal dua atau satu sila saja

Bisa jadi hanya sila kesatu, meski tidak Esa

Nyatanya: seakan Tuhan menyuruh membunuh umat Tuhan yang lain?

Nyatanya: seakan Tuhan memaksa umat seagama mengusir sesamanya

Nyatanya:

Orang-orang tak berpunya, ratusan juta butuh angkutan murah,

tak jua tersedia kendaraan angkut massif

Bagaimana angkut sayuran, palawija atau dagangan bila tak ada yang mengakut?

Jangan tanya Presiden yang dipilih olehmu, jangan tanya menteri yang ditunjuk olehnya

Karena mereka tidak bodoh, tidak berani dan sedikit pengecut

dan mereka bukan karibnya Chavez, takut berdekatan dengan Castro

Ganti saja Pancasila

Apa arti Persatuan Indonesia

Nyatanya: perbedaan budaya dan adat adalah pemisahan teritorial

Nyatanya: atas nama otonomi, otoritas, dan kelola

Pemekaran kabupaten, provinsi; memakan dana merenggangkan saudara

Ganti saja Pancaila

Apa arti Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksaan dalam Permusyarawaratan Perwakilan

Nyatanya: bukan hikmat apalagi bijaksana, segala kebijakan dicipta

Nyatanya: lobi, takar-timbang kepentingan segelintir,

uang dan kekuasaan jadi pemimpin,

pastinya bukan musyawarah

Ganti saja Pancasila

Apa ada Kemanusiaan yang adil dan beradab di sini

Nyata dan fakta:

Setiap bulan saudaraku terusir dari rumah tinggalnya

Bukan oleh penjajah Belanda, Jepang, tapi oleh Satpol PP, bangsa sendiri,

sama warna kulitnya, sama-sama makan nasi

Ganti saja Pancasila

Biar anak-anak, remaja dan orang dewasa tahu,

Indonesia adalah Negara Kapitalis berTuhan, berzakat tiap tahun, berkorupsi tiap bulan

Ganti saja Pancasila

Biar anak-anak, remaja dan semua orang dewasa paham,

Pancasila sudah diubah oleh mentri-mentri, anggota-anggota DPR

menjadi berdasar Pasar, berdasar investasi, berdasar pengusaha

tak peduli Rakyat

Ganti saja Pancasila

Biar anak-anak, remaja dan orang dewasa mudah serap, belajar ideologi baru,

banyak contoh banyak aplikasi:

Marsinah dibunuh, Munir dibunuh, rakyat ditindas rumah tergusur, pasar tradisional mati,

mal-mal dibangun, warung-warung tidak laku, indomaret-alfamaret merangsak merajalela

Itulah dasar negara Indonesia baru, dasar negara Kapitalis-birokrat, berbalut otoriter nan santun

percaya pada Tuhan, menTuhankan uang

Ganti saja Pancasila

Bhineka Tunggal Ika, hampir hilang makna

Soeharto sukses manunggal keseragaman

kini DPR dan pemerintah siap lahirkan

Undang-undang berpihak ‘kesucian’ dan ‘kepedulian’

yang belum tentu Indonesia, belum tentu Nusantara

Ya, silahkan Ganti saja Pancasila dengan Panca-pancaan baru, dasar negara baru, sila: berlambang Garuda dengan lima simbol Dollar, Huruf Arab, Mobil Mercedes, dan Sekolah Swasta

1 komentar:

  1. Permasalahan terorisme dan membunuh sesama manusia demi mengagungkan SARA tidak mengenal jaman sejak Fira'un, ottoman, nero, nazi sampai jaman sadam hussein. hal itu sudah menjadi naluri manusia semakin ia memiliki sesuatu semakin rakuslah ia, saya ambil contoh semakin seseorang kuat meyakini sesuatu ia semakin yakin keyakinannyalah yang paling benar, semakin ia pintar semakin ia yakin orang di sekelilingnya bodoh, semakin ia kaya semakin tamak dan rakus akan harta, walaupun kasus ini tidak terjadi pada setiap orang. Kita liat kondisi dunia saat ini Amerika merasa dialah negara super power dan lainnya adalah kecil bagi dia, tetapi krisis financial menyeret ekonominya ikut hancur, tanpa perlu di bomb atau berperang. ini menjadi PR buat kita bahwa keberhasilan kita selalu di tunjang oleh ide sesama kita, apa yang membuat seorang menjadi direktur hebat, adalah semua staff yang bekerja pada dirinya, apa yang membuat seorang doktor dikatakan hebat, pasti guru SDnya termasuk salah satu di antaranya, karena tidak mungkin ia menjadi doktor tanpa bersekolah di SD dulu. PANCASILA adalah sumbangsih dari founding father kita dalam membangun republik ini, sebagai pengejawantahan beragamnya budaya dan suku di INDONESIA tetapi secara sadar dan tidak sadar justru kita semua yang menghancurkan semangat persatuan itu kita membawa diri kita ke dalam ikatan yang homogen tidak lagi heterogen. orang kristen bergaul dengan orang kristen, orang china suka nikah dengan orang china, orang bugis senang bergaul dengan sukunya sendiri, Pada saat pesta kita lebih senang pesta dengan berdansa sudah pudarya ciri khas budaya kita masing-masing sehingga tidak membuat kita saling memuji dan saling mengagumi. Orang NTT mana yang suka wayang ? tetapi kita berharap tarian daerah kita di kenal sampai ke tanah jawa. Jadi kalau mau menjaga pancasila harus mulai dari diri kita agar kita tau apa itu perbedaan. Maaf tulisan beta ini hanya menambahkan ya. saya suka tulisan anda tetapi maafkan tiulisan saya yang kurang berbobot ini

    BalasHapus